𝕴𝖓𝖙𝖗𝖔𝖉𝖚𝖈𝖙𝖎𝖔𝖓
“𝓘𝓽 𝓱𝓪𝓼 𝓫𝓮𝓮𝓷 𝓼𝓪𝓲𝓭 𝓽𝓱𝓪𝓽 𝓪𝓻𝓰𝓾𝓲𝓷𝓰 𝓪𝓰𝓪𝓲𝓷𝓼𝓽 𝓰𝓵𝓸𝓫𝓪𝓵𝓲𝔃𝓪𝓽𝓲𝓸𝓷 𝓲𝓼 𝓵𝓲𝓴𝓮 𝓪𝓻𝓰𝓾𝓲𝓷𝓰 𝓪𝓰𝓪𝓲𝓷𝓼𝓽 𝓽𝓱𝓮 𝓵𝓪𝔀𝓼 𝓸𝓯 𝓰𝓻𝓪𝓿𝓲𝓽𝔂”.
Kalimat tersebut
menggambarkan bagaimana manusia tidak bisa menghindar terlebih lagi melawan
globalisasi yang sedang terjadi. Globalization is just like a two-headed knife,
yang membawa dampak positif juga negatif. Menyikapi kedua pernyataan di atas,
Pancasila diperlukan sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan agar tidak
menyimpang dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dalam
bahasa Sansekerta, Pancasila terdiri atas kata panca yang artinya lima,
dan sila/syila yang berarti batu sendi atau dasar. Kata sila yang
berasal dari kata susila, yaitu tingkah laku yang baik.
(TIM MKU
Pendidikan Pancasila Unesa-2014 : 5)
Jadi,
Pendidikan Pancasila adalah proses pembudayaan atau pewarisan budaya dari
generasi tua ke generasi muda agar generasi muda tak kehilangan jati dirinya
sebagai bangsa Indonesia.
(Notonagoro. 1980. Beberapa
Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9.
Jakarta: Pantjoran Tujuh.)
Dari kedua pernyataan di atas, dapat saya simpulkan bahwa Pancasila adalah lima tingkah laku mulia yang harus menjadi pedoman hidup warga negara Indonesia. Meanwhile, Pendidikan Pancasila is a kind of process to realize all of those five things.
Since there are still lots of identity crysis in
Indonesia, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Pancasila merupakan suatu
upaya yang urgent dilakukan dengan tiga tujuan utamanya, yaitu:
1. Membentuk karakter bangsa (character-building),
2. Mengimplementasi nilai-nilai luhur Pancasila (value implementation),
3. Berkontribusi aktif dalam kehidupan berbangsa (active contribution).
𝕷𝖆𝖓𝖉𝖆𝖘𝖆𝖓-𝖑𝖆𝖓𝖉𝖆𝖘𝖆𝖓 𝕻𝖊𝖓𝖉𝖎𝖉𝖎𝖐𝖆𝖓 𝕻𝖆𝖓𝖈𝖆𝖘𝖎𝖑𝖆
1. 𝓛𝓪𝓷𝓭𝓪𝓼𝓪𝓷 𝓗𝓲𝓼𝓽𝓸𝓻𝓲𝓼
This one has something to do with Pendidikan Pancasila’s
history, di mana pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato mengenai
rumusan Pancasila sebagai dasar negara. Lalu keesokan harinya setelah hari
kemerdekaan, UUD 1945 disahkan yang dalam pembukaannya terdapat 5 prinsip dasar
negara yang diberi nama Pancasila.
2. 𝓛𝓪𝓷𝓭𝓪𝓼𝓪𝓷 𝓚𝓾𝓵𝓽𝓾𝓻𝓪𝓵
Based on its name, it is clear that the national
principle of Indonesian is a very important cultural result. So, penting
bagi pendahulu untuk mewariskan Pancasila kepada generasi selanjutnya agar
tidak kehilangan hasil budaya yang amat penting tersebut. Continuity of
Pancasila inheritance is very important.
3. 𝓛𝓪𝓷𝓭𝓪𝓼𝓪𝓷 𝓨𝓾𝓻𝓲𝓭𝓲𝓼
Pancasila
tentunya menjadi landasan bagi berbagai peraturan dalam tertib hukum Indonesia
dan sebagai sumber dari segala aturan hukum such as, UUD, TAP MPR,
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, keputusan Presiden, hingga Peraturan Daerah. Every single of
state’s order that is contrary with Pancasila as juridical-constitutional must
have been taken down.
4. 𝓛𝓪𝓷𝓭𝓪𝓼𝓪𝓷 𝓕𝓲𝓵𝓸𝓼𝓸𝓯𝓲
Nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila memiliki makna pandangan hidup bangsa
Indonesia. Nilai-nilai tersebut are not other than ajaran tentang
berbagai lini kehidupan bangsa Indonesia.
𝕶𝖔𝖓𝖘𝖊𝖕 𝖉𝖆𝖓 𝖀𝖗𝖌𝖊𝖓𝖘𝖎 𝕻𝖊𝖓𝖉𝖎𝖉𝖎𝖐𝖆𝖓 𝕻𝖆𝖓𝖈𝖆𝖘𝖎𝖑𝖆
1. 𝓥𝓲𝓼𝓲 𝓟𝓮𝓷𝓭𝓲𝓭𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓟𝓪𝓷𝓬𝓪𝓼𝓲𝓵𝓪
Terwujudnya
kepribadian sivitas akademika yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila.
2. 𝓜𝓲𝓼𝓲 𝓟𝓮𝓷𝓭𝓲𝓭𝓲𝓴𝓪𝓷
𝓟𝓪𝓷𝓬𝓪𝓼𝓲𝓵𝓪
- Mengembangkan potensi akademik
peserta didik (misi psikopedagogis).
- Menyiapkan peserta didik untuk
hidup dan berkehidupan dalam masyarakat,
bangsa dan negara (misi psikososial).
- Membangun budaya ber-Pancasila
sebagai salah satu determinan kehidupan
(misi sosiokultural).
- Mengkaji dan mengembangkan
pendidikan Pancasila sebagai sistem pengetahuan terintegrasi atau disiplin ilmu sintetik (synthetic
discipline), sebagai misi akademik (Sumber:
Tim Dikti).
In the learning process of Pendidikan Pancasila, there are 4 pillars that are used to
be one of the references according to UNESCO. Those include “learning to know”,
“learning to do”, “learning to be”, and “learning to live together”
(Delors,1996). But the main reference is in the fourth pillar that is meant to
build a “Unity in Diversity” life (Nation’s motto). And if this learning
process goes well, any violation against Pancasila will be reduced over time.
𝖂𝖍𝖞 𝕴𝖘 𝕻𝖊𝖓𝖉𝖎𝖉𝖎𝖐𝖆𝖓 𝕻𝖆𝖓𝖈𝖆𝖘𝖎𝖑𝖆 𝖍𝖆𝖗𝖉𝖑𝖞-𝖓𝖊𝖊𝖉𝖊𝖉?
With the vision
and missions of Pendidikan Pancasila in university, it can be known that
Pendidikan Pancasila is needed for some reasons. This course is hardly-needed
to build a “high moral standards” character, to stick up with the nation’s
identity, to instill ideological values in Pancasila, and at last but certainly
not least, to strengthen the academic modality of students on taking parts in
society.
Pendidikan Pancasila
tidak hanya bertujuan menciptakan calon-sarjana yang berkualitas dalam segi
akademik saja, tetapi juga untuk menciptakan mahasiswa yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan, sehat jasmani serta rohani, berakhlak mulia, bertanggung
jawab, mengikuti perkembangan IPTEK dan seni, dan yang paling penting adalah “making
his/her nation a better place to live in”.
ℂ𝕆ℕℂ𝕃𝕌𝕊𝕀𝕆ℕ
Dengan Landasan Yuridis yang ada, yaitu ketentuan dalam pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012, ditegaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi itu wajib diselenggarakan dan sebaiknya diselenggarakan sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri dan harus dimuat dalam kurikulum masing-masing perguruan.
𝕾𝖊𝖛𝖊𝖗𝖆𝖑 𝕬𝖕𝖕𝖗𝖔𝖆𝖈𝖍𝖊𝖘 𝖎𝖓 𝕻𝖊𝖓𝖉𝖎𝖉𝖎𝖐𝖆𝖓 𝕻𝖆𝖓𝖈𝖆𝖘𝖎𝖑𝖆
1. 𝓗𝓲𝓼𝓽𝓸𝓻𝓲𝓬𝓪𝓵 𝓐𝓹𝓹𝓻𝓸𝓪𝓬𝓱
The reason
why some of materials is explained in historical way is that students are
expected to learn something that happened in particular events from the past,
it could be either the nation’s history or the native’s history. Dapat disimpulkan dengan adanya
pendekatan ini, sebagai mahasiswa, kita dapat berpartisipasi dalam pembangunan
negara dengan keahlian yang kita dapatkan dari jurusan masing-masing. Dan yang
terpenting, belajar dari kesalahan dalam sejarah dan berusaha menghindari
kesalahan yang sama. “The more you know about the past, the better prepared
you are for the future” -Theodore Roosevelt.
2. 𝓢𝓸𝓬𝓲𝓸𝓵𝓸𝓰𝓲𝓬𝓪𝓵 𝓐𝓹𝓹𝓻𝓸𝓪𝓬𝓱
“When in
Rome, do as the Roman do.” Kalimat tersebut sangatlah cocok untuk
mendeskripsikan pendekatan yang satu ini mengingat dalam sosiologi, masyarakat adalah
fokus utama kajiannya. Mahasiswa diharapkan dapat mengkaji struktur sosial,
proses sosial, perubahan sosial, dan masalah sosial yang seyogyanya disikapi
secara bijak merujuk pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. “The
values in Pancasila come from the social life of Indonesian” -Ir. Soekarno.
3. 𝓙𝓾𝓻𝓲𝓭𝓲𝓬𝓪𝓵 𝓐𝓹𝓹𝓻𝓸𝓪𝓬𝓱
Indonesia adalah
negara hukum. We know that Pancasila as the Nation’s principle takes part as
the main body of any other law sources in this country. It means that this one is
one of the main approaches to develop the materials in Pendidikan Pancasila subject.
4. 𝓟𝓸𝓵𝓲𝓽𝓲𝓬𝓪𝓵 𝓐𝓹𝓹𝓻𝓸𝓪𝓬𝓱
Pancasila
mengandung nilai-nilai penuntun dalam mewujudkan tata-tertib sosial-politik
yang ideal. Melalui pendekatan ini, sebagai mahasiswa, kita diharapkan mampu
menganalisis fenomena politik dalam rangka menemukan pedoman yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila, and the most important thing is to create a healthy
political life in this country.
𝕯𝖎𝖓𝖆𝖒𝖎𝖐𝖆 𝖉𝖆𝖓 𝕿𝖆𝖓𝖙𝖆𝖓𝖌𝖆𝖓 𝕻𝖊𝖓𝖉𝖎𝖉𝖎𝖐𝖆𝖓 𝕻𝖆𝖓𝖈𝖆𝖘𝖎𝖑𝖆
1. 𝓓𝓲𝓷𝓪𝓶𝓲𝓴𝓪 𝓟𝓮𝓷𝓭𝓲𝓭𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓟𝓪𝓷𝓬𝓪𝓼𝓲𝓵𝓪
a. Landasan
yuridis bagi mata kuliah Pancasila di perguruan tinggi terdapat pada Intruksi Direktur
Jenderal Perguruan Tinggi nomor 1 Tahun 1967, tentang Pedoman Penyusunan Daftar
Perkuliahan.
b.
Eksistensi mata kuliah Pancasila semakin kokoh dengan berlakunya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang
pada pasal 39 ditentukan bahwa kurikulum pendidikan tinggi harus memuat mata
kuliah pendidikan Pancasila.
c. Terbit
peraturan pelaksanaan dari ketentuan yuridis tersebut, yaitu khususnya pada pasal 13 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999, tentang Pendidikan Tinggi.
d. Pasal 1
SK Dirjen Dikti Nomor 467/DIKTI/Kep/1999, yang substansinya menentukan bahwa
mata kuliah pendidikan Pancasila adalah mata kuliah yang wajib ditempuh oleh
seluruh mahasiswa baik program diploma maupun program sarjana.
2. 𝓣𝓪𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓟𝓮𝓷𝓭𝓲𝓭𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓟𝓪𝓷𝓬𝓪𝓼𝓲𝓵𝓪
Beberapa tantangan
yang dihadapi adalah menentukan bentuk dan format mata kuliah Pendidikan Pancasila
agar dapat diselenggarakan di berbagai program studi dengan menarik dan efektif.
This kind of obstacle can be found in either internal or external of the
university. The internal obstacle could be some problem with the resource availability
and the harder major specialization (less interest). Meanwhile, the external ones
are either exemplary crisis of political elite or the hedonism lifestyle in the
society.
𝕰𝖘𝖊𝖓𝖘𝖎 𝖉𝖆𝖓 𝖀𝖗𝖌𝖊𝖓𝖘𝖎 𝕻𝖊𝖓𝖉𝖎𝖉𝖎𝖐𝖆𝖓 𝕻𝖆𝖓𝖈𝖆𝖘𝖎𝖑𝖆 𝖚𝖓𝖙𝖚𝖐 𝕸𝖆𝖘𝖆 𝕯𝖊𝖕𝖆𝖓
Mata kuliah
pendidikan Pancasila adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan kepada
mahasiswa mengenai ideologi bangsa Indonesia. Dengan landasan tersebut, Ditjen
Dikti mengembangkan esensi materi pendidikan Pancasila yang meliputi:
1.
Pengantar perkuliahan pendidikan Pancasila
2.
Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
3.
Pancasila sebagai dasar negara
4.
Pencasila sebagai ideologi negara
5.
Pancasila sebagai sistem filsafat
6.
Pancasila sebagai sistem etika
7.
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.
Dengan harapan,
nilai-nilai Pancasila akan terinternalisasi sehingga menjadi guiding principles atau kaidah
penuntun bagi mahasiswa dalam mengembangkan jiwa profesionalismenya sesuai
dengan jurusan/program studi masing-masing.
ⓄⓋⒺⓇⒶⓁⓁ ⒸⓄⓃⒸⓁⓊⓈⒾⓄⓃ
It can be concluded that despite
its obstacles and inconsistency, Pendidikan Pancasila course is hardly-needed for
all students in Indonesia since nowadays, there are lots of violations and
deviations to the Nation’s principle (Pancasila) and even the Nation’s motto (Bhinneka
Tunggal Ika) that haven’t stop increasing over time. This course helps students
as the younger generation to be aware of nowadays chaos that they are expected
to fix the situation of their own country by giving them the right thing to do
to stand up one of the most important inheritance, Pancasila.
Dapat disimpulkan bahwa kendati
berbagai tantangan dan dinamika, mata kuliah Pendidikan Pancasila sangat
dibutuhkan untuk seluruh mahasiswa di Indonesia mengingat sekarang banyak
sekali pelanggaran dan penyimpangan terhadap dasar negara Pancasila dan bahkan
semboyan bangsa (Bhinneka Tunggal Ika) yang tidak berhenti bertambah seiring
waktu. Mata kuliah ini membantu mahasiswa sebagai generasi muda untuk waspada
dengan kekacauan yang ada dan diharapkan untuk memperbaiki situasi negara
dengan memberikan mereka hal yang patut dilakukan untuk mempertahankan salah
satu warisan terpenting, Pancasila.
ⒹⒶⒻⓉⒶⓇ ⓅⓊⓈⓉⒶⓀⒶ
- Tim MKWU Pendidikan Pancasila Unesa, 2017, Pendidikan Pancasila, Penerbit: Unesa University Press, Anggota IKAPI No. 060/JTI/97, Anggota APPTI No. 133/KTA/APPTI/X/2015 Kampus Unesa Ketintang Ged, C-15 Surabaya, Telp. 031-8288598; 8280009 ext. 109, Fax. 031-8288598, ISBN 978-602-449-037-9, hal 1-291.
- Tim MKWU Pendidikan Kewarganegaraan
UNESA, 2016, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,
Cetakan ke 2, Penerbit Unipress Unesa Surabaya, hal. 1-2
- (Notonagoro. 1980. Beberapa
Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9.
Jakarta: Pantjoran Tujuh.
- TIM Pendidikan
Pancasila-Unesa,2014. Pendidikan Pancasila, Cetakan Tujuh. Penerbit
Unesa University Press, anggota IKAPI, ISBN 978-979-028-627-6 Surabaya.
- Kementrian riset teknologi dan
Pendidikan tinggi Republik Indonesia Direktorat jendral Pembelajaran dan
kemahasiswaan, 2016, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi,
Penerbit Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan kementrian riset dan teknologi dan Pendidikan tinggi,
ISBN 978-602-6470-02-07, hal 1-326
Komentar
Posting Komentar