๐ป๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐พ๐๐๐๐๐๐ ๐ป๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ญ๐๐๐๐๐
๐. ๐๐ช๐ผ๐ช ๐๐๐ช๐ต ๐๐ฎ๐ฑ๐ฒ๐ญ๐พ๐น๐ช๐ท
Peradaban awal manusia purba di Indonesia dibagi dalam
dua zaman, yaitu:
1. Zaman
Batu
a. Batu
Tua (Paleolitikum)
b. Batu
Tengah (Mesolotikum)
c. Batu
Muda (Neolitikum)
d. Batu
Besar (Megalitikum)
2. Zaman
Logam
a. Tembaga
b. Perunggu
c. Besi
Berdasarkan temuan artefak dan fosil manusia yang beragam mulai dari Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, dan Homo Sapiens sebagai manusia terakhir modern yang menjelaskan bahwa nilai-nilai kehidupan sudah mengacu kepada nilai selanjutnya menjadi indikator nilai pancasila (TMKUPP-Unesa, 2014: 29-30)
- Pada zaman batu tua (paleolitikum), alat-alat dibuat dari batu kasar seperti chopper/kapak genggam. Kehidupannya masih sangat sederhana dan bergantung pada alam. Pola hidupnya โnomadenโ atau berpindah-pindah.
- Pada zaman batu tengah (mesolitikum), the
utensils that they were using were still the same as before, contohnya
seperti pebble dan hacle courte/kapak pendek.
- Pada zaman batu muda (neolitikum), there
were few changes in the utensils that they were using. Pembuatan alat-alat
dari batu yang sudah diasah mulai memperhatikan estetikanya, contohnya adalah
kapak persegi dan kapak lonjong. Their lifestyle became more settle and they
lived in a group of people. Mereka juga mulai bercocok tanam untuk memenuhi
kebutuhan.
- Pada
zaman batu besar (megalitikum), banyak bangunan dibuat dari batu-batu besar
seperti menhir, dolmen, punden berundak, sarcophagus, dan lain-lain.
- Pada
zaman batu, manusia masih tergolong sangat sederhana dikarenakan pola piker yang
belum berkembang. But, as time goes by, they learned to adapt to nature by
not depending on it all the way.
- Zaman Tembaga adalah zaman ketika manusia menggunakan tembaga sebagai bahan untuk membuat alat-alat pembantu kehidupan.
- Zaman Perunggu adalah zaman di mana manusia membubat alat-alat dari perunggu seperti kapak corong, nekara, dan moko.
- Zaman Besi adalah zaman manusia meleburkan besi dan bijihnya lalu menuangkannya ke dalam cetakan yang akhirnya menjadi alat-alat yang dikehendaki, contohnya seperti mata kapak dan mata tombak.
- Zaman logam menunjukkan bahwa manusia sudah memiliki akal yang lebih maju daripada zaman batu. Humans started producing some utensils from raw materials to be something more useful.
Nilai-nilai kehidupan
pada zaman dahulu sudah mengacu pada nilai-nilai Pancasila.
1.
Nilai Religi (Religious)
Kehidupan
religi mulai Nampak pada zaman batu muda (neolitikum) di mana keyakinan manusia
terhadap kekuatann di luar manusia sangat kuat yang dinamakan sebagai animism
dan dynamism sebagai wujud religious behavior.
Beberapa contoh aktivitasnya yaitu ritual mendatangkan hujan, upacara penguburan jenazah, pemujaan roh leluhur, dan sebagainya.
2.
Nilai Kemanusiaan (Humanism)
Nilai
ini Nampak pada perilaku penghargaan terhadap anggota masyarakat yang meninggal
melalui ritual upacara penguburan sampai pemujaan arwah. This point also can
be seen in social life where there is interaction and communication found in
the artefacts such as trading and nomadic.
Abris sous roche (gua tempat tinggal) dan kjokkenmoddinger (sampah dapur dari kerrang) juga ditemukan.
3.
Nilai Persatuan (Unity)
Nilai ini Nampak pada pola pemenuhan kehidupan seperti adanya jobdesk seperti kaum pria berburu sedangkan kaum wanita membuat alat rumah tangga dan menetap di gua.
4.
Nilai Demokratis/Musyawarah (Democracy)
Nilai ini dibuktikan dengan adanya satu anggota kelompok masyarakat yang ditunjuk dan diakui sebagai pemimpin. Konsep primus interpares menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan dan wibawa lebih akan menjadi leader dari suatu kelompok.
5.
Nilai keadilan (Justice)
Kehidupan
desa komunal membawa konsekuensi pada pola kehidupan untuk saling melengkapi dengan
pola gotong royong. Pola ini membawa perubahan dalam kehidupan bermasyarakat
dengan berhasil membebaskan ego diri untuk saling melengkapi dan memenuhi kebutuhan
hidup Bersama.
๐๐. ๐๐ช๐ผ๐ช ๐๐ฎ๐ป๐ช๐ณ๐ช๐ช๐ท ๐ฃ๐ป๐ช๐ญ๐ฒ๐ผ๐ฒ๐ธ๐ท๐ช๐ต ๐๐๐ช๐ต
Perjalanan sejarah Indonesia
mulai berkembang Ketika masuk pengaruh asing yang disebabkan oleh posisi strategis
Indonesia yang berada di jalur perdagangan sutra (silk road).
Relationship with India
caused an acculturation that made some of kingdom had either Hindu or Buddha pattern. For
example, Kutai, Mataram Hindu, and Tarumanegara with Hindu pattern; Kalingga,
Sriwijaya, and Majapahit with Buddha pattern.
Hubungan dagang nusantara
dengan India lebih awal berkembang daripada China dengan berbagai bukti seperti
sumber kitab Ramayana yang menyebut nama Yawadipa dan Swarnadipa
yang mengacu [ada Pulau Jawa dan Sumatera.
Sedangkan hubungan awal
Nusantara dan Cina terjadi karena perluasan pengaruh kekaisaran Cina ke Asia
Tenggara akhir abad ke-2 SM, buktinya :
1.
Menurut catatan Cina pada zaman
pemerintahan Kaisar Wu-ti (140-86 SM) orang Cina telah berlayar di pulau besar
di laut selatan (Nusantara).
2.
Upeti dan barang-barang dagangan Nusantara
dibawa ke Cina berupa lada, pala, cengkeh dan sejenisnya, sedangkan orang-orang
Nusantara mendapatkan barang-barang keramik maupun kain sutera.
3.
Catatan para pengelana Cina yang singgah
di Nusantara.Diantara catatan itu terdapat laporan I-tsing yang pernah tinggal
di Sriwijaya untuk belajar bahasa Sansekerta
1. Nilai Religi (Religious)
a. Agama
Buddha diperkirakan masuk ke Nusantara sejak abad ke-2 Masehi dibuktikan dengan
penemuan patung Buddha di Jember dan Sulawesi Selatan. Bukti adanya pengaruh India
dan China dapat dilihat dengan beberapa candi, klenteng, dan vihara yang ada.
b. Kedatangan Islam yang disebarkan para wali menjelang abad VII-VIII ke berbagai daerah Indonesia mengalami perubahan situasi politis dan sosial budaya masyarakat. Pengaruh ini dimulai sejak Samudra Pasai dan Malaka menjadi pusat kerajaan Islam abad VII.
2. Nilai
Kemanusiaan (Humanity)
Nilai ini Nampak pada ajaran Hindu yang dibuktikan dengan adanya sistem kasta yang ada. Perpaduan budaya dan interaksi sosial masyarakat masa Islam memiliki kesetaraan derajat sebagai umat Tuhan mendorong pemahaman ajaran Islam lebih mudah berakulturasi (more acceptable to society).
3. Nilai
Persatuan (Unity)
Unsur ini Nampak pada perpaduan budaya yang berkembang di bidang politik, contohnya adalah beberapa kerajaan yang menghendaki adanya persatuan wilayah dengan melakukan invasi dan perluasan daerah (Raja Mulawarman dan Raja Kertanegara). Contoh lain adalah adanya perkawinan politik antara Pramodhawardhani (Dinasti Syailendra) dengan Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya).
4. Nilai
Demokratis (Democracy)
Pengaruh Hindu-Buddha yang
memperkenalkan sistem kerajaan di mana
kedudukan pemimpin dalam masyakarat bersifat turun temurun berdasarkan hak
waris (hukum kasta). Primus Interpares means that someone who became the
leader will be respected by society.
Pembagian kerja dan musyawarah juga Nampak pada nilai ini.
5. Nilai
Keadilan (Justice)
Pada masa ini keadilan ditunjukkan
oleh beberapa raja yang berusaha memakmurkan rakyatnya seperti:
a. Yupa peninggalan Raja Mulawarman berisi tentang
kebikan raja bersedekah tanah, hasil bumi dan sapi pada brahmana yang datang ke
Kutai.
b. Prasasti Tugu peninggaln Raja Purnawarman dari Jawa
Barat yang berisi berita tentang pembuatan saluran air (kanalisasi) untuk
mengatasi banjir.
๐๐๐. ๐๐ช๐ผ๐ช ๐๐ฎ๐ป๐ช๐ณ๐ช๐ช๐ท ๐๐ช๐ผ๐ฒ๐ธ๐ท๐ช๐ต
Masa kejayaan kerajaan Nusantara mulai dari kerajaan
besar seperti Sriwijaya dan Majapahit menjadi bukti bahwa perjalanan bangsa
Indonesia (Nusantara) memiliki kedudukan penting. Zaman Majapahit abad ke-14,
makna pancasila padamasa itu lebih dikenal sebagai Pancasila Krama yang
memiliki 5 elemen dasar pembangunan karakter bangsa yaitu:
1.
Tidak
boleh melakukan kekerasan
2.
Tidak
boleh mencuri
3.
Tidak
boleh berjiwa dengki
4.
Tidak
boleh berbohong
5. Tidak mabuk minuman keras
1. Kerajaan
Sriwijaya
Known as a nautical kingdom
since people mostly worked in sailing and trading.
a. Nilai
Religi
ยท
Abad
ke-7 Kerajaan Sriwijaya telah dikenal sebagai pusat pendidikan agama Buddha
Mahayana.
ยท
Sriwijaya
menjadi pusat perkembangan agama Buddha Mahayana terpenting di Asia Tenggara
dan Asia Timur.
b. Nilai
Kemanusiaan
ยท
Ajaran Buddha tidak mengenal sistem kasta
dan diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan kemakmuran melalui Kerjasama politik,
ekonomi, dan keagamaan.
c. Nilai
Persatuan
ยท
Beberapa prasasti yang melambangkan
perluasan wilayah, tata tertib, dan perkawinan politik. (Prasasti Kota Kapur,
Telaga Batu, Talang Tuo)
d. Nilai
Demokratis
ยท
Semua permasalahan diputuskan secara
musyawarah melalui Dewan Nagari yang menjadi wadah politik (anggota dewan).
e. Nilai
Keadilan
ยท
Berusahan memajukan kehidupan masyarakat melalui
jalur niaga dan maritim yang bersifat insulair, intersulair, dan internasional.
ยท Tidak keberatan mengakui Cina sebagai negara yang berhak diberi upeti.
2. Kerajaan
Majapahit
Built by Raden Wijaya in
1293 and replaced by his son, Jayanagara in 1309-1328 (not so well condition),
then replaced by his sister, Bhre Kahuripan (glory time).
a. Nilai
Religi
ยท
Kehidupan keagamaan dengan toleransi
tinggi antara tiga ajaran agama besar yaitu Hindu, Buddha, dan Islam.
b. Nilai
Kemanusiaan
ยท
Adanya sistem kasta (Brahmana, Ksatria,
Waisya, Sudra), dan tiga golongan kebawah (Candala, Mleccha, Tuccha).
ยท
Otonomi daerah guna menjadi tentram,
damai, dan tertib.
c. Nilai
Persatuan
ยท
Nilai
persatuan diawali saat Raden Wijaya meminta bantuan perlindungan kepada Arya
Wiraraja untuk membuka hutan tarik.Kebersamaan orang-orang Tumapel dan
masyarakat Madura bersatu dengan balatentara Tartar dari Cina-Mongol untuk
menyerbu Jayakatwang.
ยท
Upaya
Patih Gajah Mada dalam melaksanakan sistem sentralisasi pemerintahan dengan
raja sebagai penguasa tunggal.
d. Nilai
Demokratis
ยท
Struktur pemerintahan yang digolongkan ke
empat badan, yaitu (1)raja dan kerabat raja, (2)dewan penasehat raja, (3)dewan Menteri,
(4)gubernur provinsi.
ยท
Musyawarah dalam memecahkan permasalahan.
ยท
Otonomi daerah.
e. Nilai
Keadilan
ยท
Ekonomi berbasis pertanian dan perdagangan
ยท
Ekonomi masyarakat berbasis keunggulan
daerah dengan menjalin hubungan dagang di berbagai kalangan.
๐๐ฅ. ๐๐ช๐ผ๐ช ๐๐ฎ๐ป๐ฐ๐ฎ๐ป๐ช๐ด๐ช๐ท ๐๐ช๐ผ๐ฒ๐ธ๐ท๐ช๐ต ๐๐ท๐ญ๐ธ๐ท๐ฎ๐ผ๐ฒ๐ช
Diawali dengan kebijakan politik etis yang di cetuskan oleh Cornad Theodore
van Deventer dalam sebuah artikel dalam majalah de Gids dengan judul "Een
Eereschuld" atau "hutang kehormatan" yang menyatakan
bahwa cucuran keringat air mata dan penderitaan Indonesia yang banyak membantu
pemerintah kerajaan belanda untuk memperbaiki keuangan negara, menurutnya utang
budi itu harus dibayar dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
tiga program politik etis, yaitu irigasi, transmigrasi, dan edukasi.
Bentuk Penyelenggaran Pendidikan Pada Masa Kolonial:
1.
Pendidikan
Kolonial
Educational Institutions were regulated and run by the
Dutch Colonial Government and there were racial and class discrimination
practices. Anak Eropa masuk sekolah ELS (Europe Lagere School) sedangkan
anak pribumi digolongkan berdasarkan kelas sosial, seperti:
a.
Anak
pribumi golongan bawah pada sekolah rakyat yang ditempuh selama 3 tahun dengan
menggunakan bahasa daerah.
b.
Anak
pribumi golongan menengah pada HIS ditempuh selama 7 tahun dengan bahasa pengantar
Belanda.
c. Anak pribumi golongan atas dapat melanjutkan ke HBS setelah HIS dengan bahasa pengantar Belanda.
2.
Perguruan
Kebangsaan
Young intellectuals set up national colleges to shape
the personality and mentality of the nation through the spirit of nationalism.
There is no discrimination exist.
a.
Perguruan
Taman Siswa yang didirikan oleh R.M. Suwardi Suryadiningrat (Ki Hajar
Dewantara). Tujuannya menanamkan rasa cinta tanah air;
b.
Perguruan
Kayu Taman/INS yang didirikan oleh Mohammad Syafei. Tujuannya menjadi tenaga
kerja yang terampil dan pembentukan watak positif;
c. Perguruan Kesatrian yang didirikan oleh Douwess Dekker
(Dr. Danudirdjo Setiabudi). Tujuannya untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
d. Perguruan Rakyat yang didirikan oleh Mr. Sunario, A. Wilson Mononotu, dan M.H. Thamrin. Tujuannya agar tertanam bahma mereka adalah bangsa Indonesia
3. Pendidikan Perguruan Islam
a.
Muhammadiyah
sebagai perguruan Islam modern pertama, yang didirikan di Yogyakarta pada 18
November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan. Tujuannya untuk memperluas pendidikan
agama Islam.
b.
Pesantren
Persatuan Islam (Persis) di Bandung pada tahun 1923 oleh Ahmad Hasan dan Muhammad
Natsir. Tujuannya mempersiapkan calon- calon ulama.
c.
Nahdatul
Ulama (NU) dikelola oleh NU sejak 1899 dalam bentuk pesantren Tebu Ireng di
Jombang, Jawa Timur. Tujuannya melaksanakan ajaran al-Quran dan Hadist menurut
mazhab Syafi'i.
Dampak politik etis memiliki peran penting dalam
melahirkan nasionalisme Indonesia, ditandai dengan munculnya ide- ide tentang
kesadaran berbangsa.
Perkembangan
yang didasarkan atas politik kesejahteraan rakyat serta politik asosiasi
menimbulkan golongan intelektual yang penuh dengan kesadaran nasional.
Kesadaran nasional sebagai manifestasi nasionalisme mengandung cita- cita atau
keinginan sebagai pendorong perjuangan suatu bangsa. Dapat berupa:
Perjuangan mewujudkan persatuan nasional
Perjuangan mewujudkan kebebasan nasional
Perjuangan untuk mewujudkan keaslian
Perjuangan untuk memperoleh kehormatan
Politik etis berperan dalam melahirkan nasionalisme
indonesia. Hal ini ditandai dengan:
1. Muncul ide-ide kesadaran berbangsa
2. Nasionalisme Indonesia memiliki ciri khas
3. Perlawanan praktek kolonialisme- imperalisme barat
Kebangkitan nasional mulai terlihat tahun 1908 dengan
lahirnya Budi Utomo sebagai organisasi pemuda pertama yang berskala nasional.
Patriotisme bangsa sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dalam bentuk
kesadaran nasional, setia kawan, dan membentuk organisasi kepemudaan berskala
regio-nasional.
Patriotisme sebagai bentuk cinta tanah air berupa
kesadaran nasional, setia kawan, dan membentuk organisasi yang positif.
1.
Nilai
Religi
Agama menjadi salah satu bagian perekat dari wujud perjuangan bangsa Indonesia untuk dapat mewujudkan kemerdekaannya melalui penanaman konsep jihad dan tugas manusia sebagai umat beragama untuk terus belajar.
2.
Nilai
Kemanusiaan
Keanekaragaman budaya dalam satu kesatuan pemerintahan berdaulat yaitu Bhineka Tunggal Ika tan hanna mangrwa yang mengandung pengertian walaupun berbeda tetap satu. masyarakat indonesia tidak mempermasalahkan perbedaan warna kulit, budaya, agama, maupun stratifikasi sosial. Hal ini menjadi salah satu kunci untuk menumbuhkan kesadaran nasional sebagai wujud toleransi sosial dan penerimaan hak dasar sebagai makhluk hidup.
3.
Nilai
Persatuan
Kesadaran akan pentingnya rasa persatuan bangsa
Indonesia dimulai dengan membangun wadah
organisasi yang berskala nasional. Seperti PNI dan PPKI.
Langkah awal membangun persatuan dilakukan dengan mengadakan kongres pemuda yang dilaksanakan di Jl. Kramat 106 Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 membangun kesepakatan nasional yang disebut IKRAR Sumpah Pemuda.
4.
Nilai
Demokratis
Kongres Rakyat Indonesia bulan Desember 1939 menetapkan untuk memilih bendera persatuan Indonesia merah putih, lagu Indonesia raya, bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia. Hasil kongres rakyat ini menunjukkan adanya keseriusan dan kesepakatan dalam suatu mufakat.
5.
Nilai
Keadilan
Pemerataan informasi perkembangan nasionalisme di
Indonesia yang tidak lagi berpusat di Jawa. Hal ini mendorong lahirnya hari
nusantara (inter sulaire dag) di Surabaya 11 Juli 1925 untuk mencanangkan jiwa
kesatuan yang merata di seluruh perwakilan suku- suku di Indonesia.
๐ฅ. ๐๐ฎ๐ป๐ณ๐พ๐ช๐ท๐ฐ๐ช๐ท ๐๐ช๐ท๐ฐ๐ผ๐ช ๐๐ท๐ญ๐ธ๐ท๐ฎ๐ผ๐ฒ๐ช ๐๐ฎ๐ต๐ช๐๐ช๐ท ๐๐ฎ๐ท๐ณ๐ช๐ณ๐ช๐ฑ
1.
Kolonisasi
Portugis dan Spanyol
ยท
Posisi
Portugis telah mampu menguasai Selat Maklaka tahun 1511 menjadikan Malaka
sebagai pintu gerbang rempah-rempah Asia.
ยท
Pentingnya
peran rempah-rempah bagi bangsa Eropa mendorong portugis akhirnya
melakukan kerjasama dengan beberapa penguasa lokal Indonesia.
ยท
Kedatangan
Spanyol tahun 1521 di Maluku menjadikan presenden buruk bagi koloni Portugis
sehingga politik monopoli tidak bisa dilaksanakan dengan baik.
ยท
Keberhasilan
Portugis mengalahkan Spanyol tahun 1585 mengakibatkan kebutuhan rempah- rempah
di Eropa terganggu dan membawa dampak kepada pedagang- pedagang Eropa lainnya
seperti Belanda.
2. Pemerintahan
Kolonial Hindia Belanda
ยท
Tujuan
kedatangan Belanda ke Indonesia untuk menguasai rempah- rempah di Indonesia
ยท
Melalui
VOC Belanda mulai menerapkan dunia perdagangan internasional dengan sistem
terbuka.
ยท
Dampak
negatifnya yaitu Indonesia mengalami beberapa kali penjajahan yang menerapkan
praktek monopoli, kolonialisme dan imprealisme untuk kepentingan bangsa asing
There are several values โโthat can describe the
condition of Indonesia during colonialism.
1. Nilai
Religi
ยท
Keragaman
agama yang di anut masyarakat Indonesia bertambah karena adanya pengaruh agama
baru dari masyarakat Eropa yaitu agama Katolik dan agama Protestan.
ยท
Hal
ini mengakibatkan masyarakat Indonesia mampu mengawinkan agama baru sesuai
dengan nilai budaya bangsa tanpa
mengurangi makna dan hakekat agama itu sendiri (akulturasi).
ยท Banyaknya bangunan gereja bercorak Katolik dan Protestan di Indonesia menunjukkan adanya akulturasi dalam penyebaran agama baru.
2. Nilai
Kemanusiaan
ยท
Penerapan
culturstelsel sistem tanam paksa tahun 1830 dan liberalisasi ekonomi tahun 1870
mendorong adanya proses eksplorasi dan eksploitasi bagi masyarakat Indonesia,
hhususnya di Jawa dan Sumatra .
ยท Pemerintah Hindia Belanda menanggungkan burden of empire pada penguasa Jawa, sehingga kondisi ini dibebankan kepada petani dan masyarakat Jawa sebagai dasar pelaku ekonomi.
3. Nilai
Persatuan
ยท
Patriotisme
bangsa Indonesia mulai terlihat pada bentuk perlawanan lokal di berbagai
wilayah Indonesia.
ยท
Perjuangan
lokal sebelum abad XX bersifat kedaerahan, sedangkan perjuangan setelah
pengaruh Eropa masuk ke Indonesia merubah pola perjuangan bersifat lebih
nasionalis.
ยท Adanya Perjuangan Lokal seperti pemberontakan masyarakat Maluku melawan kolonialisme Portugis dan Belanda dan peperangan Pangeran Hasanuddin, dan pahlawan lainnya.
4. Nilai
Keadilan
ยท
Lahirnya
pergerakan nasional memberikan arah kepada politik kolonial terutama sebagai
kekuatan yang sadar akan nilai dan kekuatan sendiri, serta mempunyai cita- cita
untuk hidup yang bebas.
ยท
Faktor
yang membuat pergerakan nasional ini kemudian lebih radikal adalah karena
posisi yang dilakukan ditandai oleh perbedaan ras sedangkan kebebasan diberi
nilai lebih tinggi dari kesejahteraan.
ยท
Adanya
Etische politiek yang dimulai dengan politik kesejahteraan bagi rakyat
kebanyakan, justru adanya berita- berita tentang kemerosotan kehidupan rakyat.
ยท
Selama
periode tahun 1900-1925 banyak kemajuan serta perubahan dan bangunan- bangunan
besar telah di jalankan, kesemuanyya merupakan keharusan dalam kemajuan yang tidak
dapat dielakkan.
ยท
Diantaranya
ialah : desentralisasi, perubahan pemerintahan, perbaikan kesehatan rakyat,
emigrasi, perbaikan pertanian dan peternakan, dan lainnya.
๐ฅ๐. ๐๐ฎ๐ป๐ณ๐พ๐ช๐ท๐ฐ๐ช๐ท ๐ญ๐ช๐ท ๐๐ฒ๐ต๐ช๐ฒ๐ท๐๐ช
ยท
Bangsa
Indonesia mengalami beberapa kali penjajahan yang menerapkan praktek monopoli,
kolonialisme dan imperalisme untuk kepentingan bangsa asing, di antaranya adalah Belanda, Perancis, Inggris, dan
Jepang.
ยท
Kondisi
tersebut menimbulkan adanya pergolakan dan pemberontakan yang masih bersifat
kedaerahan disebagaian besar wilayah di Indonesia. Perlawanan terbagi dalam 2
pola perlawanan, yaitu masa sebelum abad XX dan masa pergerakan nasional abad
XX.
ยท
Nilai
kejuangan ini menjadi cita-cita perjuangan bangsa Indonesia yang sudah lama
mengalami penindasan dan kesengsaraaan akibat praktek kolonialisme-imperialisme
bangsa asing. Cita-cita patriotisme ini dicapai dengan cara perjuangan melawan
penjajah.
Nilai-nilai Perjuangan tersebut antara lain, adalah:
1. Nilai Religi
Keragaman agama yang dianut masyarakat Indonesia semakin
banyak, hal ini karena adanya pertambahan pengaruh agama baru dari bangsa
Asing.
2.
Nilai
Kemanusiaan
Adanya jaringan perdagangan Indonesia
yang membuka peluang untuk berinteraksi sosial dengan beraneka ragam
suku bangsa.
3. Nilai Persatuan
Bentuk sikap patriotisme bangsa Indonesia yang mulai terlihat pada bentuk
perlawanan lokal di berbagai wilayah di Indonesia.
4. Nilai Keadilan
Perkembangan yang didasarkan atas politik kesejahteraan rakyat serta
politik asosiasi menimbulkan golongan intelektual yang penuh dengan kesadaran
akan nilai keadilan dimasyarakat.
5.
Nilai
Demokrasi
Bentuk dari hasil musyawarah yang dapat mempersatukan masyarakat
Indonesia dengan berbagai latar belakang untuk mencapai suatu kemerdekaan.
๐ฅ๐๐. ๐๐๐๐๐๐ค๐ข๐๐๐
Given the long history of the Indonesian nation in
achieving independence from the pre-literary era, the kingdom period, to the
colonial period, it can be concluded that in every condition, there will always
be five important values โโthat can be taken. There are religion, humanity,
unity, justice and democracy. These values โโwill always be related to the
values โโcontained in Pancasila.
๐ฅ๐๐. ๐๐๐ข๐๐๐๐ค๐๐๐
Mengingat sejarah bangsa Indonesia yang begitu panjang dalam mencapai kemerdekaan mulai dari masa praaksara, masa kerajaan, hingga masa penjajahan, dapat dipahami bahwa dalam setiap kondisi akan selalu terdapat lima nilai penting yang dapat diambil yaitu, nilai religi, kemanusiaan, persatuan, keadilan, dan demokrasi. Nilai-nilai inilah yang akan selalu berkaitan dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila.
๐ป๐ธ๐ฝ๐๐ธโ โ๐๐๐๐ธ๐๐ธ
โ Setijo, Prandji. 2006. Pendidikan Sejarah Pancasila. Jakarta : PT.
Grasindo. ISBN 979-763-605-4.
โ Tim MKU Pendidikan Pancasila, 2014, Pendidikan
Pancasila, Penerbit Unesa University Press, ISBN 978-979-028-627-6.
โ Tim MKU Pendidikan Pancasila, 2014, Pendidikan
Pancasila, Surabaya:Unesa University Press, anggota IKAPI, ISBN
978-979-028-627-6, hal 64-74).
โ Darmodihardjo, Darji.1975.Santiaji Pancasila.Surabaya
: Usaha Nasonal
โ Kaelan, 2004.Pendidikan Pancasila. Yogyakarta:Paradigma
โ Diambil dari buku :
โ Tim MKU
Pendidikan Pancasila UNESA.2014.Pendidikan Pancasila.Surabaya:Unesa
University Press
โ Tim MKU Pend. Pancasila. 2014. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: University press. Hal 29
โ Al Anshori M. Junaedi. 2007. Sejarah Nasional
Indonesia: Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Cetakan
Pertama. PT. Mitra Aksara Panaitan Jakarta. Hal
8 & 11
โ Al Anshori M. Junaedi. 2007. Sejarah Nasional
Indonesia: Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Cetakan
Pertama. PT. Mitra Aksara Panaitan Jakarta. Hal
8 -9
โ Al Anshori M. Junaedi. 2007. Sejarah Nasional Indonesia:
Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Cetakan Pertama. PT.
Mitra Aksara Panaitan Jakarta. Hal 10
โ Al Anshori M. Junaedi. 2007. Sejarah Nasional
Indonesia: Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Cetakan
Pertama. PT. Mitra Aksara Panaitan Jakarta. Hal
11
โ Tim MKU Pend. Pancasila. 2014. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: University press. Hal 30
โ Sulastianto Harry. 2007. Seni Budaya untuk SMA Kelas
X. ISBN 979-758-368-6. Grafindo Media Pratama
โ Tim MKU Pend. Pancasila. 2014. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: University press. Hal 31
โ Tim MKU Pend. Pancasila. 2014. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: University press. Hal 32
โ Tim MKU Pend. Pancasila. 2014. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: University press. Hal 33
โ Tim MKU Pend. Pancasila. 2014. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: University press. Hal 33-34
โ Tim MKU Pend. Pancasila. 2014. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: University press. Hal 34-35
โ Tim MKU Pend. Pancasila. 2014. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: University press. Hal 35-37
โ Tim MKU Pend. Pancasila. 2014. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: University press. Hal 37
โ Tim MKU Pend. Pancasila. 2014. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: University press. Hal 38-39
โ Tim MKU Pend. Pancasila. 2014. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: University press. Hal 39-40
โ Tim MKU Pend. Pancasila. 2014. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: University press. Hal 40-41
saya ijjn kasii masijan yah, ada beberapa font yang kurang dapat dibaca dg jelas kak. makasi
BalasHapus-saffa-
Waah bermanfaat sekali Hanif tulisannya, lebih ringkas dari buku paket zaman sekolah. Semangat terus yaa aku tunggu tulisan berikutnya :)
BalasHapus