OPEN DISCUSSION POST

 1. BAB 1 - Latar Belakang dan Landasan Pendidikan Pancasila

I've still got this question spinning around my mind about this chapter, 
Mengapa jika mata kuliah pendidikan pancasila yang dianggap telah sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai baik dalam pribadi bangsa Indonesia khususnya mahasiswa, belum juga dapat terlihat hasil nyata pada kondisi Indonesia saat ini?
Masih banyak sekali penyimpangan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri. Berarti, apakah mata kuliah ini semata-mata hanya formalitas yang dijalankan oleh perguruan tinggi? 

Personally, I think this kind of situation happens dikarenakan pengaruh besar globalisasi yang menyebabkan nilai-nilai bangsa luar lebih diterima baik dan dianggap keren bagi sebagian besar kalangan muda (mahasiswa). I'm not saying that all native's value are always a bad thing, BUT hanya saja beberapa nilai dari luar tidak match dengan budaya dan asal-usul bangsa Indonesia dan jika dipaksakan malah akan terkesan cheesy atau norak. Contohnya, budaya drink and drunk yang sudah sangat normal dilakukan di luar negeri dikarenakan mereka telah mengetahui rules and limitation untuk minum alkohol itu sendiri. Meanwhile, di Indonesia, banyak sekali remaja yang tidak mengetahui hukum dan batasan dari hal itu sendiri yang malah menyebabkan dampak negatif bagi mereka. 

The way they think bahwa Pancasila hanya semata-mata dasar negara yang diucapkan saat upacara bendera juga salah satu penyebabnya. Namun, realisasi dalam kehidupan lah yang sebenarnya lebih penting. Apakah pendidikan pancasila akan terus dilanjutkan di situasi yang tak kunjung membaik ini? Atau ada solusi lain yang akan memperbaiki situasi? 

Please kindly share your thoughts and opinions about this post, thank you.

2. BAB 2 - Pancasila Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa

Same as before, in this chapter, I have a question that has not been solved yet by my own thoughts.
Mengapa dalam konsep pemilihan pemimpin (presiden) di Indonesia setiap waktu tidak semakin membaik tetapi malah semakin memburuk? Seperti yang kita tahu pemilihan pemimpin Indonesia pada zaman dahulu dan zaman sekarang memiliki kesenjangan yang amat tinggi dalam hal kelancaran dan kekondusifan pelaksanaannya, semakin banyak konflik yang timbul hanya karena diadakannya pemilu untuk pemilihan presiden.

Kita ambil contoh saja, pada pemilu tahun 2009 mulai terjadi konflik kecil yang timbul dikarenakan salah satu kandidat yang dianggap overpower atau lebih terkenal dibandingkan kandidat yang lain. Hal ini dianggap tidak akan menimbulkan keadilan karena tidak seimbangnya kesempatan yang dimiliki oleh masing-masing kandidat. Namun, konflik ini tak berlangsung lama dan dapat terselesaikan dengan baik.

Meanwhile, pada pemilu 2019, banyak sekali konflik yang timbul dari kedua pendukung kandidat yang akhirnya malah membelah bangsa Indonesia menjadi dua kubu besar. Tidak hanya itu, muncul berbagai hoax yang bertujuan untuk menjatuhkan satu sama lain. Rumor mengenai tingkat kecurangan juga beredar luas. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? 

Menurut saya, semakin hari akan semakin banyak tantangan yang harus dihadapi bersama sebagai kesatuan warga negara Indonesia. Semakin banyak individu berarti semakin banyak pemikiran berbeda yang dapat memicu adanya konflik. Ditambah dengan adanya media sosial yang memperkeruh suasana dikarenakan oknum tak bertanggung jawab yang sengaja menciptakan hoax yang tak lain dan tak bukan tujuannya adalah untuk mengadu domba bangsa Indonesia.

Please kindly share your thoughts and opinions about this post, thank you.

Komentar

  1. menurut pendapat kamu seberapa penting sih mahasiswa dapet pemahaman tentang bab ini. karena kebanyakan dr kita kan ngga terlalu suka sejarah ya.
    -saffa-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang benar bahwa sebagian besar dari kita tidak menyukai pelajaran sejarah. Namun, sejarah yang tidak kita sukai adalah yang semata-mata menghafalkan tanggal dan tempat suatu kejadian besar. Padahal, sejarah yang sebenarnya adalah merevisi hal-hal buruk di masa lalu agar tidak terulangi di masa sekarang. Terima kasih banyak atas tanggapannya, Kak

      Hapus
  2. Hai hanif, aku ada pertanyaan nih. Kan sekarang Korean Wave iku dampaknya bener bener luar biasa ya di Indonesia, nah aku mau nanya gimana tanggapan kamu jika ada masyarakat Indonesia yang lebih mengenal budaya K-pop daripada budaya daerahnya sendiri? Dan aku juga mau tau dong gimana nih cara kita agar bisa tetap melestarikan budaya Indonesia di zaman globalisasi ini. Terimakasiiih🌟🌟🌟

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah terima kasih atas pertanyaan yang sangat cetarrr, menurut saya, Korean Wave maupun berbagai bentuk globalisasi lainnya sudahlah sangat wajar terjadi. Sudah seyogyanya kita juga tidak bisa menangkal hal tersebut. Hal yang harus dilakukan sebagai warga negara yang baik menurut saya adalah dengan tetap menjaga budaya dari Indonesia dengan hal-hal kecil sekalipun, misalnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik saat berkomunikasi, berjabat tangan dengan tangan kanan, dan sebagainya. Jangan sampai budaya kita sendiri tergerus oleh adanya budaya asing. Mengikuti trend boleh, tapi jangan menjadi kacang lupa kulitnya. Terima kasih Kak Lintanggg

      Hapus

Posting Komentar